Hallo Sobat Safetra 

Bagaimana kabarnya? semoga selalu sehat dan baik baik ya…

kali ini miminsafe mau bahas terkait K3 pertambangan.

Pekerjaan dibidang pertambangan memang memiliki resiko yang tinggi untuk terjadi kecelakaan. Sehingga kementerian ESDM mewajibkan perusahaan pertambangan untuk menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Kerja Pertambangan (SMK3P) di seluruh prosedur pekerjaan yang ada.

Apa Itu K3 Pertambangan?

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan (K3 Pertambangan) adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi pekerja tambang agar selamat dan sehat melalui upaya pengelolaan keselamatan kerja, kesehatan kerja, lingkungan kerja, dan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.

Tujuan K3 di Industri Pertambangan

Tujuan utama dari implementasi K3 di industri pertambangan adalah melindungi nyawa dan kesehatan pekerja.

Sejarah Singkat dan Pengembangan K3 di Sektor Pertambangan

Sejarah K3 di sektor pertambangan telah mengalami perkembangan yang signifikan seiring waktu. Pada awalnya, kesadaran tentang K3 tidak sekuat sekarang, dan banyak kecelakaan serta penyakit terkait pertambangan terjadi akibat kurangnya kesadaran dan perlindungan bagi pekerja. Namun, seiring berjalannya waktu, kesadaran tentang pentingnya K3 semakin meningkat, dan peraturan serta standar keselamatan yang lebih ketat diterapkan untuk melindungi pekerja di industri ini.

Pentingnya K3 Karena Memiliki Faktor Risiko Yang Berbahaya

  1. Bahaya Fisik: Di industri pertambangan, pekerja sering berhadapan dengan bahaya fisik seperti paparan debu dari batu dan mineral, kebisingan dari mesin berat, getaran dari alat-alat berat, serta bahaya radiasi dari bahan radioaktif. Paparan berkepanjangan terhadap faktor-faktor ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan, seperti masalah pernapasan, gangguan pendengaran, dan masalah kesehatan lainnya.
  2. Bahaya Kimia: Industri pertambangan juga melibatkan penggunaan bahan kimia berbahaya dan beracun (B3) dalam proses produksi dan pengolahan. Paparan terhadap zat-zat ini dapat menyebabkan keracunan, iritasi kulit dan mata, serta dampak jangka panjang terhadap organ tubuh. Beberapa contoh B3 di industri pertambangan adalah merkuri, arsenik, dan asam sulfat.
  3. Bahaya Ergonomi: Pekerja di industri pertambangan seringkali harus menghadapi kondisi kerja yang berat dan menuntut fisik, seperti mengangkat dan memindahkan beban berat, bekerja dalam posisi tubuh yang tidak ergonomis, serta berada dalam lingkungan kerja yang kurang nyaman. Hal ini dapat menyebabkan cedera otot, tulang belakang, dan masalah ergonomi lainnya.
  4. Bahaya Psikososial: Selain bahaya fisik dan kimia, pekerja di industri pertambangan juga dapat mengalami bahaya psikososial, seperti stres akibat tekanan kerja yang tinggi, isolasi sosial akibat pekerjaan yang terpencil, dan masalah kesehatan mental lainnya. Faktor-faktor ini dapat berdampak negatif pada kesejahteraan psikologis dan emosional pekerja.

Jenis-jenis APD yang Digunakan di Pertambangan

Pekerja di industri pertambangan harus menggunakan berbagai jenis alat pelindung diri (APD) untuk melindungi diri dari bahaya di tempat kerja. Beberapa jenis APD yang umum digunakan di pertambangan termasuk helm keselamatan, kacamata pelindung, masker pernapasan, sarung tangan, sepatu keselamatan, serta pakaian

Panduan Memilih, Menggunakan, dan Merawat APD

Penting bagi pekerja untuk memilih APD yang sesuai untuk jenis bahaya yang dihadapi. Misalnya, APD untuk melindungi dari debu dan bahan kimia berbeda dengan APD untuk melindungi dari kebisingan dan getaran. Selain itu, pekerja harus mengenakan APD dengan benar dan merawatnya dengan baik agar tetap efektif dalam melindungi diri.

Faktor Risiko Khusus dalam Penambangan Bawah Tanah

Penambangan bawah tanah memiliki risiko khusus yang berbeda dengan penambangan terbuka. Beberapa risiko khusus dalam penambangan bawah tanah termasuk bahaya runtuhan tanah, kekurangan ventilasi, kecelakaan karena transportasi di dalam tambang, serta risiko keracunan gas beracun.

Evakuasi dan Penyelamatan dalam Kecelakaan Bawah Tanah

Di dalam penambangan bawah tanah, proses evakuasi dan penyelamatan dalam kecelakaan memerlukan perencanaan yang matang. Kondisi yang terbatas dan terbatasnya akses keluar menyulitkan proses evakuasi. Oleh karena itu, latihan evakuasi secara berkala dan perencanaan yang cermat sangat penting untuk memastikan keselamatan pekerja dalam situasi darurat.

Ancaman dan Risiko Kecelakaan dalam Penambangan Terbuka

Penambangan terbuka memiliki risiko dan tantangan sendiri. Beberapa risiko yang dihadapi adalah runtuhan lereng, kecelakaan kendaraan, kebocoran limbah, serta bahaya ketinggian. Selain itu, pekerja di area penambangan terbuka juga dapat terpapar risiko cuaca ekstrem, seperti hujan deras atau panas yang berlebihan.

 

Pekerjaan dipertambangan bukanlah jenis pekerjaan yang mudah dan tanpa risiko. Justru sebaliknya, karna dari itu sangat penting sekali untuk kamu mengetahui pentingnya K3 dalam industri pertambangan karena akan sangat membantu pekerja dalam mengurangi risiko yang akan terjadi. Jadi, kamu sebelum bekerja di pertambangan harus sudah dibekali ilmu K3, ya!

Nahh..

jadi langkah apa yang harus di lakukan perusahaan agar bisa mempunyai team K3 yang berkompeten dan handal?

solusinya yaitu dengan mengikuti training atau pelatihan Ahli Muda K3 Pertambangan sobat dan saat ini PT Safe Tra Indonesia sedang membuka kelas untuk pelatihan Ahli Muda K3 Pertambangan . Yuk, segera daftarkan dan upgrade dirimu demi menunjang perjalan karirmu di PT Safe Tra Indonesia.

bagi kalian yang ingin mengetahui lebih jauh terkait bagaimana pelatihan Ahli Muda K3 Pertambangan  dengan sertifikasi BNSP, bisa melalui informasi dibawah ini.

Informasi Pelatihan dan Konsultasi :

(021) 2762 – 3629

Marketing Safetra Indonesia

0818 – 0532 – 4943
0813 – 8425 – 3270

Sosial Media ⇓

Website     : www.safetra.co.id
Youtube     : Safetra Indonesia
Instagram : PT Safetra Indonesia
Facebook  : PT Safetra Indonesia
Tiktok        : Safetra Indonesia
Twitter      : Media.Safetra

 

Safe Traaa……

Training Center Pilihan Kita